Mungkin orang kalau mengenal saya waktu itu akan
mengeryitkan dahinya atau beranggapan saya aneh. Begitupun juga dengan teman
saya. Pada waktu orang sedang booming facebook, saya satu-satunya yang tidak memiliki
akun facebook di kelas. Padahal saya kuliah jurusan IT. Yup IT alias
“Information Technology”. Saya tidak tahu kenapa bukan takut teknologi tapi
hanya malas saja mengikuti teknologi yang ada. Begitupun juga saat era
blackberry merajalela di Indonesia. Orang-orang tidak lagi bertanya nomor
handphone seseorang saat pertama kali bertemu tetapi pin bb. Tidak sekali dua
kali atau tiga kali bahkan sampai saya lupa berapa kali, saya menemui peristiwa
yang sama alias pertanyaan yang sama.
“Eh pin bb u berapa??”
“Ada bb ngak “??
“Add pin bb g donk!!”
Beberapa pertanyaan yang berulang-ulang yang hanya saya
jawab dengan jawaban yang sama. Tidak punya.
Ini handphone setia saya . Saya beri nama Hitam. Yup . Jadul
banget kan??.
Kenapa saya suka pake ini ? Karena
sifat saya yang ceroboh dalam menaruh barang milik begitupun handphone. Saya agak
sulit menjaga barang milik dengan baik. Entah naruh sembarangan, jatuh ataupun
hilang. Sudah menjadi kebiasaan. Nah si hitam bagi saya kecil-kecil bandel.
Baterainya awet berhari-hari, jatuhpun masih kuat dan terlebih siapa yang mau
nyolong handphone seperti ini.
Tapi semuanya berubah ketika saya
menjadi seorang bridezilla alias calon pengantin yang kesibukan. Si hitam tidak
lagi bisa memuaskan saya dalam berkomunikasi. Apalagi saya tinggal sendiri di
kota yang tidak ada sanak keluarga alias bapak, emak, kakak, adik, kakek,nenek
nan jauh disana. Terlebih mama juga kakak saya sudah beralih menggunakan black
berry. Canggih kan? . saya kalah dengan ibu-ibu saudara- saudara. Cari gedung
pernikahan, pilih baju, lihat dekor dan yang lainnya. Saya perlu tanggapan dari
mereka. Dan si hitam ternyata tak cukup mampu . Karena fasilitasnya hanya
teleponan dan sms, itupun tidak gratis ya. Kenapa tidak kirim foto lewat email
atau internet?? Sayang sekali karena keluarga saya termasuk di desa akses
internet tidak sebanyak dikota. Jadi bila saya bertanya pendapat mereka tentang
sesuatu mereka hanya bisa menerawang saja.
Sampai pada suatu hari saya
mendapat kiriman blackberry. Ini khusus dibelikan mama saya untuk saya tanpa
sepengetahuan saya. Sepertinya mereka sudah bosan meminta saya memakai
blackberry. Karena sudah dibelikan bahkan sudah dipasang paket bb dari XL full
3 bulan . Mau tidak mau saya mencoba memakainnya.
Tidak disangka malah sekarang
blackberry tersebut selalu lengket di tangan saya saat ini. Karena Paket XL Yang murah dan pas di kantong juga signalnya yang kuat di kota saya. Blackberry ini saya
beri nama si Putih.
Si putih tentu saja sekarang
menjadi komunikasi utama antara saya dan keluarga saya. Saat melihat
gedung-gedung yang cocok saya tinggal foto dan kirim ke mereka untuk melihat
tanggapannya. Bingung pilih baju pengantin tinggal coba, foto lalu send deh di
messenger. Mudah sekali. Saya merasa menyesal kenapa tidak kenal si putih dari
dulu.
Tapi ada kelemahannya nih si putih
yang saya tidak suka. Entah kenapa saya musti mengisi baterai si putih setiap
hari. Baterainya tidak sebandel si hitam. Tapi tetap tidak mengurangi kecintaan
saya padamu kok putih. Oiya karena si putih juga saya sudah punya akun facebook
dan twitter. Wah saya sudah tidak jadi manusia gaptek lagi. Moga-moga curhatan
ini dapat membuat saya memberikan saudara ketiga kepada mereka. Black berry
sepuluh yang akan saya beri nama Si Pintar karena ini handphone smartphone
keluaran blackberry. Amin
http://www.pcmag.com/slideshow_viewer/0,3253,l=297327&a=297327&po=1,00.asp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar